PENDAHULUAN
PENELITIANKU
Pendidikan secara umum diartikan sebagai pembelajaran
pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari
satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau
penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain,
tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Disini saya mengambil tentang
pendidikan matematika yang mana Istilah Matematika
menurut bahasa Latin (manthanein atau mathema) yang
berarti belajar atau hal yang dipelajari, yang kesemuanya berkaitan dengan
penalaran.
Banyak orang
yang berpendapat bahwa matematika itu adalah ‘ilmu’ yang pasti. Masalah-masalah
atau persoalan matematika dapat diselesaikan dengan prosedure yang jelas,
terurut, dan saklek. Hal itu berbeda dengan ilmu-ilmu sosial pada umumnya.
Dalam ilmu-ilmu sosial, untuk menyelesaikan suatu permasalahan tak ada
prosedure pasti yang dapat digunakan.) Maka dari itu disini saya mengambil
model pembelajaran Open Ended Problems yang mana Open-ended merupakan pendekatan
pembelajaran yang menyajikan suatu permasalan yang memiliki metode penyelesaian
yang lebih dari satu. Jadi Open-ended memberi kesempatan yang luas
kepada peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman merumuskan,
mengenali, dan memecahkan masalah dengan menggunakan lebih dari satu metode dan
bisa dibantu dengan menggunakan media , media yang saya gunakan adalah KAKON
(Kalkulator Dakon) untuk membantu siswa menyelesaikan permasalahan dalam
pembelajaran matematika khususnya materi pembagian. pemilihan media
pembelajaran Kalkulator Dakon (Kakon) dapat membantu siswa dalam menghitung
nilai pembagian, karena media Kakon menggunakan benda konkret sehingga mudah
didapat dan mudah dipahami siswa. Siswa tidak perlu membagi dengan cara
mengurangkan bilangan sampai habis, karena itu memerlukan waktu yang lama.
Pengalaman
yang saya dapatkan di SD A adalah ketika saya mengajar di kelas rendah saat
pelajaran matematika khususnya dalam pembagian yang mana mayoritas siswanya
masih belum bisa menghitung dengan hanya menghitung bilangannya sampai habis,
Selain itu, banyak siswa yang tidak paham dengan penjelasan yang diberikan oleh
guru. Guru masih menggunakan metode ceramah pada saat proses pembelajaran dan
menyampaikan materi, model dan media pembelajaran yang dilakukan kurang
inovatif dan masih berpusat pada guru. Hal ini menyebabkan siswa pasif dalam
kegiatan pembelajaran.Maka dari itu
saya ingin menerapkan Salah satu bentuk upaya untuk menyelesaikan masalah
tersebut yaitu saya menggunakan model pembelajaran yang inovatif atau media
pembelajaran yang konkret. Salah satu model yang bisa digunakan untuk membantu
siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran
matematika materi pembagian dua angka adalah model pembelajaran Open Ended Problems dengan dibantu media
pembelajaran Kalkulator Dakon (Kakon) yang dapat membantu siswa dalam
menghitung nilai pembagian, karena media Kakon menggunakan benda konkret
sehingga mudah didapat dan mudah dipahami siswa.
Berdasarkan
Artikel dari Prof. Drs. Gatot Muhsetyo, M. Sc yang saya ketahui Terkait
dengan pembelajaran matematika, banyak kecenderungan baru yang tumbuh dan
berkembang di banyak negara, sebagai inovasi dan reformasi model pembelajaran
yang diharapkan sesuaidengan tantangan sekarang dan mendatang. Sebagai
pengetahuan, matematika mempunyai ciri-ciri khusus antara lain abstrak,
deduktif, konsisten, hierarkis, dan logis.Soedjadi (1999) menyatakan bahwa
keabstrakan matematika karena objek dasarnya abstrak, yaitu fakta, konsep,
operasi dan prinsip. Ciri keabstrakan matematika beserta ciri lainnya yang
tidak sederhana, menyebabkan matematika tidak mudah untuk dipelajari, dan pada
akhirnya banyak siswa yang kurang tertarik terhadap matematika (masih lebih
untuk daripada membenci atau "alergi" terhadap matematika). Ini
berarti perlu ada "jembatan" yang dapat menghubungkan keilmuan
matematika tetap terjaga dan matematika dapat lebih mudah dipahami. Persoalan
mencari jembatan merupakan tantangan, yaitu tantangan pendidikan matematika
untuk mencari dan memilih model matematika yang menarik, mudah dipahami siswa,
menggugah semangat, menantang terlibat, dan pada akhirnya menjadikan siswa
cerdas matematika. Pencarian dan pemilihan model pembelajaran matematika perlu
berorientasi pada perkembangan mutakhir di dunia.
Dalam
permasalahan ini saya ingin menggabungkan artikel tersebut dengan permasalahan
yang saya temukan diatas dengan harapan mendapatkan hasil belajar siswa yang
lebih baik dan meningkat, khusunya untuk meningkatkan
hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika, mendorong peserta
didik lebih aktif, mampu mengerjakan soal dengan baik, dan meningkatkan daya
ingat siswa, siswa lebih termotivasi untuk belajar, terbentuknya sikap
kerjasama antar siswa dalam menyelesaikan suatu masalah.
Dari Alasan semua diatas berdasar
pengalaman dan artikel yang saya baca saya menyusun judul untuk saya teliti
sebagai tugas akhir saya (skripsi) yaitu dengan judul “PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN OPEN ENDED PROBLEM BERBANTU MEDIA KALKULATOR DAKON (KAKON)
TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II SDN SAMBIROTO 01 KEC.TEMBALANG
KOTA SEMARANG TAHUN AJARAN 2017/2018”.
Assalamualaikum ka .. Kaka saya penelitian.x kurang lbih sama kya kaka pakai metode kakon ka, saya dsuruh dosen cari skripsi lain sbgai pendukung skripsi saya ka, boleh gak ka saya liat abstrak kaka .. Mksih ya ka sblm.x
BalasHapus